Blues


KEBEBASAN AKAR MUSIK

kick andySejauh mana kesadaran dan pengenalan Anda pada keberadaan musik blues di Indonesia? Benarkah perkembangan musik ini di tanah air tidak terbatas dan tidak “seheboh” aliran musik lain seperti pop, rock, dangdut atau yang “sedarah daging” dengannya seperti jazz, hip hop juga R&B?Bisa jadi tidak semua orang bisa menikmati alunan musik blues. Nada-nada melodi blues yang terkadang seolah njelimet, lambat tak bergairah, namun juga bisa tiba-tiba cepat menghentak, boleh jadi tak mudah dicerna dan bukan selera semua orang. Tapi tahukah anda bahwa justru musik blues-lah, akar dari semua aliran musik yang ada saat ini, kecuali musik klasik? Dan juga bahwa blues bukan semata sebuah musik untuk hiburan, tapi juga bisa dipakai sebagai alat pembelajaran. 

Musik yang lahir dari kaum Afro-Amerika pada masa perbudakan ini, memiliki makna sejarah yang dalam dan panjang, yang berisi semangat perlawanan terhadap penindasan. Dan semangat inilah yang dipandang sejumlah kalangan sebagai titik temu kecocokan musik blues dengan musisi atau pencipta lagu blues yang ada di Indonesia sejak zaman dulu. Misalnya pahlawan nasional sekaligus komposer besar Indonesia, Ismail Marzuki. Banyak pecinta blues memandang bahwa Ismail Marzuki telah nge-blues dengan lagu-lagu ciptaannya sejak tahun 30-an. Satu contohnya adalah lagu Juwita Malam, yang kemudian dinyanyikan ulang oleh Slank dengan alunan blues yang sangat kental. Juga seniman legendaris Benyamin Sueb, yang populer dengan gambang kromong serta pop jenaka, ternyata pernah nge-blues juga bahkan sampai satu album rekaman pada era 70-an. Dan diikuti oleh Koes Plus, D’lloyd, Guruh Gipsy, Chaseiro, God Bless bahkan juga Harry Rusli.

Salah satu tamu Kick Andy adalah Kiboud Maulana. Gitaris jazz dan blues senior era 70-an ini, awalnya tidak terlalu menggubris pendapat banyak orang bahwa dia adalah seorang musisi blues handal. Namun kemudian ia berubah dan menerima pujian itu, setelah bermain blues selama beberapa hari dengan bapak blues Amerika, BB King di House of Blues milik BB King. Selain itu, Kiboud juga pernah manggung bersama John Mayall, legenda blues dari Inggris. Oleh mereka, Kiboud dipuji sebagai seorang bluesman sejati. “Blues harus dimainkan dari jiwa, lalu turun ke jari dan jemari akan memainkannya dengan sendirinya. Itulah blues,” tegas Kiboud saat ditanya seperti apa ia memaknai blues.

Sementara generasi muda blues, diwakili oleh Adrian Adioetomo dan Rama Satria Claproth. Adrian adalah gitaris solo musik blues, yang juga kolektor segala hal yang berbau blues. Menurut Adrian, blues adalah musik yang langsung “kena” dengannya dan bisa mewakili jiwa mudanya, yang terkadang diwarnai semangat pemberontakan terhadap status quo yang berlangsung di sekitarnya. Ia merasa bisa mengekspresikan seluruh pemikiran dan perasaannya dengan musik blues. Dan Adrian telah menelurkan sebuah album solo blues, yang berisi lagu-lagu-lagu blues berbahasa Indonesia dan Inggris ciptaannya.

Sementara Rama Satria, adalah anak muda yang sejak usia 3 tahun sudah “tercekoki” harmoni blues oleh ayahnya yang fanatik blues, Richard Claproth. Obsesi Richard sebagai musisi blues yang tak kesampaian karena tak diijinkan orang tuanya, dilampiaskannya ke tiga anaknya. Bahkan demi meneruskan hasratnya yang sempat terkubur, Richard membuat sebuah kafe bernuansa blues di daerah Menteng Jakarta Pusat, di mana ia dan para penggemar blues bisa ber-jam session bersama di dalamnya. Bahkan Richard juga menggunakan blues sebagai alat pembelajaran bagi anak-anaknya. Mulai dari cara mengelola emosi, penajaman intelektualitas, hingga upaya menumbuhkan religiusitas mereka melalui nada-nada pentatonik dan vibrasi khas dari musik blues.

Rama dan adik-adiknya, yang akhirnya benar-benar nyambung dengan musik blues, mulai memainkan musik blues dengan sejak usia 10 tahun secara serius. Dan pada saat ia berusia 21 tahun, bersama ayah dan adik-adiknya, mereka berkelana manggung di sejumlah kandang blues di Amerika dan Eropa. Menurut Rama, bule-bule yang menyaksikan aksi nge-blues mereka, sangat apresiatif dan suportif dengan keberadaan bluesman muda Indonesia ini. Mereka juga sempat membentuk band keluarga bernama Jaque Mate dan menghasilkan sebuah album komersil blues.

Sedangkan sebagai wadah menyatukan musisi dan penggemar blues di Indonesia, dibentuklah InaBlues. Di sinilah blues diharapkan bisa berkembang, baik secara konten dan komersil di Indonesia. Sejumlah tokoh lintas profesi, bermain blues dengan intensif dan menggelar sejumlah event musik khusus blues rutin tahunan. Selain Kiboud Maulana, ada Frans Sunito, yang dirut Jasa Marga, dokter Tammy Daud (Blues News), juga musisi senior seperti Odink Nasution (gitaris Guruh Gipsy), Bambang Wuryanto (keyboardis Big Man Robinson), Edwin “Chaseiro” Hoediro dan masih banyak lagi.

Jadi, siapkah anda mengharu biru dengan blues pekan ini? Nikmati harmoni memikat para bluesman Indonesia ini, hanya di Kick Andy.  (metrotv)

 

Blues Merangkul Generasi Muda

CITRA musik blues di tanah air ini tidak ubahnya dengan musik jazz. Baik musik blues maupun musik jazz identik dengan kalangan orang tua. Hal ini menimbulkan Kecenderungan di kalangan anak-anak muda merasa canggung untuk menekuni genre musik dari komunitas mantan budak-budak Afrika di Amerika Serikat. Musik blues memang merupakan aliran musik vokal dan instrumental yang berangkat dari musik-musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas mantan bu-dak-budak Afro-Amerika.  

“Kami merasa berkeyakinan bahwa di Kota Bandung ini sebagai gudangnya musisi maupun barometer musik tanah air. Pasti tidak sedikit anak-anak muda yang meng-gandrungi musik blues. Oleh karena itu, Bandung Blues Society (BBS) berupaya merangkul dan menjadikan mereka bagian dari kami,” ujar Ketua BBS Luky Kusumah di sela-sela kegiatan rutin hajatan BBS bertajuk “BBS Blues Night” di Concordia, Bumi Sangkuriang, Jalan Ki Putih, Ciumbuleuit Bandung.

Hal ini pula yang diamanatkan (alm.) Widyatmiko Nugroho (Miko Protonema), yang berharap BBS tidak hanya menjadi wadah para penggemar musik blues di Kota Bandung, tetapi juga mam-pu menjembatani penikmat musik blues dari kaum tua dengan yang muda. “Berbagai upaya telah kami lakukan, selain melalui program radio, pergelaran rutin, juga media jejaring sosial semisal Face-book, Linkedln, dan Twitter,” ujar Luky.

“BBS Blues Night” merupakan salah satu program rutin ajang pertemuan anggota komunitas ataupun nonanggota. Acara yang digagas oleh (alm.) Miko Protonema ini diharapkan memberikan peluang bagi penikmat musik blues untuk mengapresiasikan hobi mereka akan musik blues lewat bentuk pergelaran {live).

Selain itu, ada program “Blues Mara” yang digelar radio Mara setiap Sabtu malam hingga Minggu dini hari. Program ini untuk menjangkau mereka yang tidak sempat datang ke acara “BBS Blues Nught”.

Program lain yang juga dilakukan BBS adalah acara di kampus-kampus lewat pergelaran “Blues in Campus”. “Program ini tidak ada jadwal. Kegiatan disamakan dengan keinginan organisasi mahasiswa ataupun kampus yang bersangkutan,” ujar Luky.

Upaya yang dilakukan jajaran BBS mulai membuahkan hasil. Setiap pergelaran acara yang diselenggarakan tidak selalu menarik minat penikmat musik blues asal Kota Bandung, tetapi juga luar Kota Bandung.

Sebagaimana diungkapkan Ogoy, hal yang cukup menggembirakan terjadi juga pada grup musik blues yang meminta kesempatan untuk tampil pada ajang kegiatan rutin.

“Karena banyak musisi atau grup musik yang tampil, kami terpaksa melakukan pendaftaran ataupun audisi. Meskipun sudah dilakukan hal tersebut, tetap saja jadwal untuk tiga pergelaran ke depan selalu penuh,” kata Ogoy.

Untuk band yang berminat unjuk kebolehan dalam “Blues Night”, sebelumnya harus menyerahkan profil dan CD demo band ke alamat Jalan Padasuka 120 Bandung atau Bumi Sangkuriang. Jadwal antrean band yang akan manggung pun segera dibuat, setiap grup musik diberi kesempatan untuk secara bergantian menularkan kegairahan terhadap musik blues kepada setiap pasang telinga yang mendengar.

“Dengan kata lain, kami sangat terbuka untuk grup-grup musik blues melakukan go public,” ujar Ogoy.

Alhasil, anak-anak muda yang dulunya hanya bermain musik blues di studio atau di kamar, bisa tampil ke permukaan. Setiap bulannya diberikan kesempatan untuk 5-6 band beraliran blues untuk unjuk kebolehan bermusik mereka. Setidaknya, sudah ada ratusan band yang tampil selama dua tahun keberadaan BBS.

Hal yang cukup menggembirakan, BBS juga kini sudah menjadi bagian yang tidak ter-lepaskan dalam suatu ikatan tali silaturahmi dengan In-aBlues (Indonesian Blues Association) yang berkedudukan di Jakarta. Wadah komunitas blues ini dibentuk oleh para musisi dan penikmat musik blues tanah air pada tahun 2005.

Seperti halnya BBS, In-aBlues pun memiliki misi memperkenalkan musik blues yang merupakan cikal bakal dari jenis-jenis musik yang ada di dunia kepada para musisi dan penikmat musik di Indonesia. Selain itu, InaBlues memperkenalkan para musisi blues Indonesia ke kancah international.

sumber : bataviase | Retno HY/PR

Ketika Blues Lebih Remaja

Ini hasil wawancara dengan Gugun Blues Shelter di salah satu ruang kelas sebelum tampil dalam pentas seni yang diadakan oleh SMA 2 Yogyakarta, Sabtu, 7 Agustus 2010. Reportase ini awalnya untuk harian Republika DIY-Jateng. Mungkin karena sudah dekat bulan puasa dan keterbatasan ruang,  sampai saat ini tidak dimuat. Dari pada dibuang sayang, silahkan menikmati di sini.

GUGUN BLUES SHELTER bisa jadi merupakan trio blues rocker yang sedang mengkilap namanya dalam scene musik tanah air saat ini. Mereka telah melalang buana di beberapa festival di luar negeri, seperti Colne Blues Festival, Skegness Rock & Blues Festival, hingga Belfast Blues and Jazz Festival di Inggris. Walau minim apresiasi dari kalangan mainstream dalam negeri, namun sangat dipuji dan digemari di luar negeri.

Gugun Blues Shelter terbentuk tahun 2004. Sempat ganti nama dari Gugun and The Blues Bug, terdiri dari vokalis/gitaris Gugun, pemain bas Jonathan Armstrong alias Jono yang berkebangsaan Inggris, dan pemain drum Aditya Wibowo atau Bowie. Trio ini main di pentas seni sebuah sekolah menengah atas Yogyakarta.

Walau telah tampil di berbagai festival luar negeri dan festival kelas wahid seperti Jak Jazz atau Java Jazz di Indonesia, Gugun Blues Shelter tidak segan memenuhi undangan pentas seni sekolah. Mereka punya misi untuk “memudakan” musik blues yang selama ini identik dengan orang tua. 

“Sebenarnya kita ga memilih untuk main di mananya. Sebelum kita main di pensi, kita main di cafe-cafe di Jakarta. Ternyata banyak juga penggemar kita anak-anak sekolahan. Mereka suka, jadi kalau mereka undang gini, kita main aja. Berarti paling tidak mereka sudah tahu musik kita,” terang Gugun.

“Bukan guru yang panggil, itu anak-anak sekolah yang panggil. Berarti musik kita mencapai tujuannya,” tambah Jono.

Penampilan Gugun Blues Shelter selama 45 menit membawakan sekitar 10 lagu di konser membakar animo anak-anak muda. Gugun dengan kemeja coklat yang sebagian kancingnya terbuka memainkan fret-fret gitarnya sambil bernyanyi. Influence Gugun dalam bermusik mengacu pada Jimi Hendrix, Led Zeppelin, Stevie Wonder, Lenny Kravitz, James Brown dan pendekar blues lainnya. Dia tampil impresif.

Jono, mungkin menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton. Dia serba merah malam itu, dari topi kupluk, kaca mata, celana training hingga kaos bertulis Indonesia dengan lambang Burung Garuda di dada. Bule ini sangat atraktif di panggung, berjalan dan berloncatan ke sana-sini. Namanya sering diteriaki penonton. Dia membalas, “hatur nuwun, Alhamdulillah.” Atau yang lebih absurd ketika kembang api menyala, “tepuk tangan untuk kembang api,” katanya. Kontan penonton tertawa menyaksikan aksi Jono. Di akhir pentas Jono bahkan mengucapkan selamat berpuasa kepada penonton.

Tahun 2004 Jono pernah bekerja sebagai pengajar bahasa Inggris di Jakarta. Dia hampir kena bom di kedubes Australia. Ceritanya, dia telat kerja, karena macet dia berangkat dengan ojek. Di jalan Jono mendengar bunyi seperti geluduk. Sampai jalan Casablanca, dia melihat asap. Putar balik sampai Rasuna Said orang sudah ramai lari ke sana sini. Jono melihat ada yang berdarah. Lalu dia bertemu salah seorang teman dan disuruh pulang. Pulang ke rumah, dari televisi Jono baru tahu telah terjadi peristiwa bom meledak. Setelah itu dia ke rumah Gugun dan mencipta lagu, yang berjudul On The Run

Bowie, pernah lima tahun di Jogja. Dia kuliah jurusan komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Semasa kuliah dia memulai karir musiknya dengan menjadi pemain drum GAMA Band yang merupakan bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Power Bowie menghantam drum sangat bertenaga, tidak jarang teknisi bolak-balik memperbaiki letak set drumnya yang terus bergerak.

Hingga saat ini Gugun Blues Shelter lewat musik blues rock modern berwarna funk, sudah menghasilkan beberapa album. Get The Bug (2004), Turn It On (2006), Set My Soul on Fire (2009) yang belum sempat dirilis, karena ada masalah dengan label tempat mereka bernaung. Belum lama ini mereka mengeluarkan album Gugun Blues Shelter.

“Album ini ada sembilan lagu. Rekam seminggu tapi untuk proses proses mixing dan mastering total ada 6 minggu. Dari awal sampai kita packagging dan menjual,” kata Gugun.

“Sistim album kita jamming, tapi kalau lirik kebanyakan dari Gugun dan Jon,” tambah Bowie.

Mereka mengedarkan album secara indie dengan menggandeng sebuah rumah produksi musik. Sebagai band indie dan bukan kalangan musik mainstream, mungkin jarang bisa melihat Gugun Blues Shelter di televisi.

“Kalo kita maunya TV ngeliput kita. Bukan kita datang ke TV. Memang ga ada salahnya juga kalo kita datang ke TV, eh liput gw dong. Cuma kalo bisa orang TV yang datang ke kita, ini kan lain? Jadi, memang mereka butuh kita untuk diliput gitu,” kata Gugun.

Gugun memberikan penilaian terhadap industri musik Indonesia saat ini. Menurutnya, banyak musisi Indonesia yang bagus-bagus, baik musisi mainstream atau indie. Cuma, musisi Indonesia terlalu cepat puas.

“Besar di sini, ga mau coba besar di luar. Orang bilang istilahnya go international lah. Musisi di sini juga banyak aneh-aneh musiknya. Bisa diperhitungkan. Cuma karena di Indonesia sendiri mereka udah main musik terus udah jadi selebritis, mereka udah puas. Secara materi gitu lo. Padahal kalo dipikir-pikir materinya gitu-gitu aja,” tambah Gugun.

Mungkin hal ini yang membuat tekad mereka untuk mencoba terus eksis main di luar negeri. Jono menambahkan dengan musik mereka ingin memberi tahu orang-orang bahwa di Indonesia banyak musisi yang berkualitas. Jika dilihat, mereka punya tujuan bermusik dengan dasar nasionalisme juga.

“Kalo waktu sekolah saya tidak tahu Indonesia dimana. Bali tahu nama, tapi ga tau dimana, saya pikir di Karibia, di dekat Jamaika sana. Kalau saya ga ke sini, mungkin saya masih berpikiran seperti itu,” kata Jono. Dia akhirnya tahu Indonesia setelah bekerja setahun di Australia.

Di dunia indie pun Gugun Blues Shelter ingin menampilkan sesuatu yang beda dan lain. Mereka harus bekerja keras untuk menarik perhatian kalangan penikmat musik untuk aware dengan blues.

Padahal blues, menurut istilah Jono adalah the root of modern music. Akar dari semua musik modern sekarang. Tidak ada musik sekarang yang tidak ada hubungannya dengan blues. Mulai dari rock, pop, funk, jazz, hip-hop, R&B, hingga dangdut juga ada blues-bluesnya.

Jono bahkan menyanyikan sebuah lagu dangdut yang sedang naik daun, Keong Racun. Tentu dengan aksen bulenya.

“Sori-sori Mas aku bukan jablai mu,” yang langsung disambut riuh tawa Bowie dan Gugun.

sumber : alfiansyafril.wordpress.com | dbs

BLUES TIDAK PERNAH MATI

Lusiana Indriasari

Some people say I am fat

Some people say I am thin

But I don’t care about what they say

I’ve just loved the shapped I’m in yeaaah…

Suara serak Tipriti Kharbangar ditingkahi lengkingan gitar Rudy Wallang membelah langit Jakarta, Jumat 15 Oktober 2010 malam. Duet penyanyi dan gitaris blues asal India, Soulmate, ini membuat penonton yang semula berjubel di dalam gedung Istora Senayan ”bubar”.

Satu per satu penonton beringsut menuju panggung merah yang didirikan di luar gedung Istora. Di atas panggung, Soulmate menggoyang penonton dengan lagu-lagu blues yang kental dengan warna soul. Suara Tipriti mengingatkan pada penyanyi legendaris Janis Joplin.

Soulmate adalah salah satu penampil yang didatangkan dari luar negeri untuk mengisi acara Djarum Super Jakarta Blues Festival. Festival tahunan ini sudah tiga kali diadakan di Jakarta.

Festival yang digelar 15-16 Oktober 2010 lalu melibatkan 40 musisi dari tujuh negara, termasuk Indonesia, yang tampil di empat panggung berbeda. Selain Soulmate, dari luar negeri masih ada Matt Schofield (Inggris), Ana Povovic (Yugoslavia), Kevin Borich dan Kara Grainger (Australia), Kim Mok-kyung (Korea), dan Garry Clark Jr (Amerika).

Dari Indonesia banyak musisi blues muda yang sedang naik daun, seperti Rama Satria & The Electric Mojos, Gugun Blues Shelter, Endah n Rhesa, Andre Harihandoyo and Sonic People. Ada juga penyanyi ”nonblues” seperti Oppie Andaresta, gitaris Abdee Slank, dan band TOR.

Di panggung utama, Rama Satria memukau penonton dengan permainan gitarnya yang menggigit. Penonton tambah ”histeris” ketika pemusik gondrong ini mulai menyanyi dengan suaranya yang berat. Setiap kali memainkan melodi gitarnya, Rama bermain seperti ”trance”. Malam itu ia tampil bersama gitaris Texas Blues, Lance Lopez (AS).

Mulai menggeliat

Oding Nasution, Ketua Indonesian Blues Association (INA Blues), yang ikut menyelenggarakan acara Jakarta Blues Festival, mengatakan, panitia sengaja mendatangkan penyanyi blues dari India dan Korea untuk menunjukkan bahwa Asia juga memiliki penyanyi blues yang bagus. Menurut Oding, penyanyi blues saat ini lebih banyak didominasi orang Amerika dan Eropa.

Perkembangan musik blues di Indonesia, kata Oding, mulai menggeliat. Mereka yang bermain musik di jalur ini rata-rata adalah pemusik independen yang memproduksi sendiri album-albumnya. Pengalaman bermusik musisi blues muda di Indonesia ini biasanya diperoleh ketika mereka berada di luar negeri.

Sekarang ini INA Blues sedang giat mencari bibit-bibit baru yang bisa diangkat untuk membangkitkan musik blues di Indonesia. Sebelum festival digelar, asosiasi ini mengadakan kompetisi band blues di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.

”Tahun depan kami akan memperluas kompetisi ini di kota-kota lainnya,” kata Frans Sunito, Ketua Umum Jakarta Blues Festival 2010. Untuk memasyarakatkan musik blues di kalangan anak muda, musisi yang tampil di acara festival juga tampil di kampus Universitas Indonesia dan Bumi Sangkuriang Bandung.

Perhelatan malam itu memang tidak sekadar untuk kepentingan bisnis semata. Dengan tiket Rp 100.000 per hari, acara festival yang digagas oleh komunitas blues di Indonesia ini lebih didorong untuk membangkitkan kesadaran musik blues pada generasi muda.

Dengan semangat memajukan musik blues ini, kata Oding, para musisi yang didatangkan dari luar negeri ini tidak menuntut dibayar mahal. Sebagian musisi bahkan ikut memikirkan biaya tiket pesawat yang murah ke Indonesia.

Perkembangan musik blues di Indonesia, menurut Rudy, jauh lebih baik dibandingkan dengan India. Meski India memiliki musisi terkenal seperti Soulmate, ternyata tidak banyak anak muda India yang tertarik bermain musik blues.

Genre musik yang sekarang mendominasi India, kata Rudy, adalah metal rock, heavy rock, jazz, atau rhythm and blues (RnB). ”Sehari-hari mereka (anak muda) digempur tayangan MTV, Channel V, dan VH1. Mereka tidak lagi mengenal musik blues,” tuturnya.

Tipriti mengatakan, Soulmate dibentuk delapan tahun lalu dengan misi mengenalkan kembali musik blues di kalangan anak muda India. Setelah Soulmate sering bermain musik keliling India, kini sudah ada tiga-empat band yang mulai bermain blues di India.

”Tahun depan kami akan mengadakan festival blues internasional. Ini baru yang pertama kali,” ujar Tipriti. Bagi pencinta blues, musik yang digaungkan pertama kali oleh kaum Afro-Amerika itu tidak akan pernah mati.

sumber : kompas | Budi Suwarna |

Amerika Serikat Negara Asal Musik Blues

Blues adalah sebuah aliran musik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Musik blues berangkat dari musik-musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas mantan budak-budak Afrika di AS. Penggunaan blue note dan penerapan pola call-and-response (di mana dua kalimat diucapkan/dinyanyikan oleh dua orang secara berurutan dan kalimat keduanya bisa dianggap sebagai “jawaban” bagi kalimat pertama) dalam musik dan lirik lagu-lagu blues adalah bukti asal usulnya yang berpangkal di Afrika Barat. Di era kini banyak Blues Lovers lahir. Mereka menyimak, belajar, menulis, memainkan, dan bikin album.

Musik blues mempunyai pengaruh yang besar terhadap musik populer Amerika dan Barat yang baru, seperti dapat terlihat dalam aliran ragtime, jazz, “blues rock”, “electric blues”, bluegrass, rhythm and blues, rock and roll, hip-hop, dan country, “reggae”, serta musik rock konvensional.

Musisi Blues di Era Sekarang

  • W. C. Handy (1873-1958), “Sesepuh Blues
  • Bessie Smith (1894-1937)
  • Memphis Minnie (1897-1973)
  • Alberto Cañizares (lahir tahun 1979)
  • Louis Armstrong, (1901-1971)
  • Louisiana Red , (lahir tahun 1932)
  • Miquelo Ortiz (lahir tahun 1977)
  • Louis Jordan (1908-1975)
  • Daniel Ibarra (lahir tahun 1979)
  • Robert Johnson (1909/1912-1938)
  • B. B. King (lahir tahun 1925)
  • Ray Charles, (1930-2004)
  • Herry Henger, (lahir tahun 1971)

Elektrik Blues Pada tahun 1940-an beberapa seniman Chicago berbasis blues telah menggunakan amplifikasi, termasuk John Lee Williamson dan Johnny Shine . Awal rekaman dalam gaya baru dibuat pada tahun 1947 dan 1948 oleh musisi seperti Johnny Young, Floyd Jones , dan Snooky Pryor . Format ini disempurnakan oleh Muddy Waters , yang digunakan berbagai kelompok-kelompok kecil yang menyediakan bagian ritme yang kuat dan harmonika kuat.Selain gitar listrik, harmonika , dan sebuah seksi ritme bass dan drum, beberapa pemain seperti JT Brown yang bermain di Elmore James band s ‘, atau JB Lenoir ‘s juga menggunakan saksofon, sebagian besar sebagai mendukung instrumen.

Little Walter , Sonny Boy Williamson (Rice Miller) dan Big Walter Horton adalah antara dikenal harmonika terbaik (disebut ” kecapi “oleh musisi blues) pemain dari Chicago blues scene awal dan suara instrumen listrik dan harmonika sering dilihat sebagai karakteristik Chicago elektrik blues. Muddy Waters dan Elmore James dikenal untuk digunakan inovatif mereka slide gitar listrik. ‘Wolf Howlin dan Muddy Waters adalah untuk mereka yang dalam, “sendu” suara. Bassist dan komposer Willie Dixon memainkan peran penting di Chicago blues scene.

Jazz blues merupakan aliran musik yang mengkombinasikan musik Jazz dan Blues . Seperti halnya ragtime blues punya andil dan pengaruh besar pada perkembangan Jazz . Amat expresiv didominasi gaya vokal yang tradisional, lagu blues menampilkan cerita dan emosi dari Afro-Amerika diawal abad 20 . Blues tidak hanya tipe musik tapi juga bentuk pola pikir dan jalan hidup bagi banyak Afro-Amerika diera itu .

Rumit dan tersebar luas keseluruh dunia yang pasti amat tidak kaku . Jazzy blues vokalis diakhir 40an sampai awal 60an berpadu dengan instrumentalis jazz besar tahun 50an dan awal 60an . Perilaku seperti ini terus ditampilkan sampai sekarang dalam kebangkitan seperti oleh Harry Connick Jr., Diana Krall dan Wynton Marsalis. Lagu blues umumnya berisi kalimat dengan lirik 3 baris (three-line stanze) .

Baris pertama diulangi 2 kali rhytem yang ketiga membentuk bersama yang tadi (bentuk aab) . Melody tampil biasanya pada pengembangan chord 12-bar berisikan tiga bangunan chords pertama not keempat dan kelima diskala besarnya . Tiga chords ini ditulis dengan huruf Romawi (I, IV, dan V) . Bentuk suara yang nyata dari melody blues ada disebagian besar bagian yang seharusnya menggunakan notasi diluar skala besar pada umumnya disebut “blue notes” .
Salah satu tipe awal jazz yang sering melakukan pergerakan repetisi harmoni [sebuah pergerakan chords] berisi 12 bars dengan 44 yang mana di 4 bar pertama amat kuat (chord berdasar pada nada pertama diskala dari tangga naa) . bar 5-8 kurang dominan (chord berdasar pada nada keempat dari skala tangga nada) . bar 9-10 kembali dominan (chord berdasar pada nada kelima dari skalanya) . dan bar 11-12 dimainkan dengan kuat lagi . Blues ada dibagian pokok “blue” notes umumnya dinada ketiga dan ketujuh diskalanya . Chords ketujuh sangat umum (chords dengan kekuata ketiga, dominan dan note ketujuh) sebagaian penggunaan dari belokan pola titi nada . Blues cenderung lebih lambat dan kadang berkharakter sedih . Aslinya blues dimainkan dengan jumlah instrumen yang sedikit sekali . Diwaktu sekarang bisa jadi instrumental lebih banyak .. Blues pertama yang dupublikasikan adalah Memphis Blues oleh bapaknya blues, W.C. Handy .
Terminologinya juga merujuk semua lagu yang menerapkan perubahan chord blues 12-bar yang dimainkan dengan gaya jazz dibanding dengan gaya tradisional blues . Musik Blues mempunyai pengaruh besar pada perkembangan jazz dan seperti komposisi — “jazz blueses” – amat sangat umum di repertoar repertoar jazz . (Dipenambahan pada progresi chord pemusik jazz meminjam banyak alat & teknik dari gaya blues seperti blue note susunan melodi seperti blues dan blues riffs (celahpatahan)) . Jazz blues akan sering menampilkan sesuatu yang lebih rumit atau dengan kata lain cara memperlakukan harmoni lebih rumit dibandingthan blues tradisional . tapi ciri dasar dari progresi 12-bar standar masih dapat terlihat . Satu cara yang umum digunakan musisi jazz menyempurnakannya melalui penggantian chord sebuah chord diperubahan aslinya dapat digantikan satu atau lebih chords dengan yang serasa atau fungsi tapi yang ditambahkan suatu warna yang lain atau hanya menambahkan saja (jadi secondari gitulah) singkat katanya pergerakan harmoni dalam semua rentang dari semua pergerakan harmoni yang ada .

sumber : wikipedia.com / *. rohmat syaifudin

 

VIDEO KLIP BLUES

Knopfler & Clapton – Same old blues [Music for Montserrat -97]

BB King – How Blue Can You Get

Blues Traveler – Hook

Blues Traveler – Run-Around

Widespread Panic – Ribs and Whiskey

VIDEO KLIP INDOBLUES

Slank – Full Moon Blues

Jakarta Blues Fest Abdee slank feat SnR

Jakarta Blues Fest Adrian Adiutomo

prisa – MUKA DUA

Turn It On – Gugun Blues Shelter

Tinggalkan komentar

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...